DIALOG 2 MASJID

8 Jan

Jika Masjid Saudi dan Masjid Indonesia saling berdialog:

– Masjid Saudi : “Ada apa akhi, kenapa antum bersedih?”

– Masjid Indo : “Ana iri sama antum, akhi…”

– Masjid Saudi : “Lho…iri kenapa? Bukannya kita sama2 masjid?”

– Masjid Indo : “Iya, walaupun kita sama2 masjid, tapi kita punya banyak perbedaan.”

– Masjid Saudi : “Perbedaan apa akhi? Ceritakan ke ana…”

– Masjid Indo : “Lihatlah diri ana. Ana sekarang ini ibarat panti jompo. Hanya orangtua saja yang selalu datang ke ana, sedangkan para pemudanya lebih memilih bersenang2 di luar. Berbeda dengan diri antum yang ibarat pasar, semuanya ada dari anak kecil sampai orangtua.”

– Masjid Saudi : “Hehehe…tidak usah bersedih akhi. Walaupun ana seperti pasar, tapi mereka datang ketika waktu2 tertentu saja seperti waktu shalat, kajian, tahfizh quran, i’tikaf, dll dan tidak 24 jam, kecuali di Masjidil Haram dan Masjid An Nabawi.”

– Masjid Indo : “Tapi lihatlah jamaahnya, antum memiliki jamaah yang sangat banyak sekali. Sedangkan ana sangat sedikit jamaahnya. Biasanya ana ramainya ketika shalat jumat, maghrib dan isya saja, adapun shalat2 lainnya sepi, tidak sampai 1 shaf, bahkan sering kosong sama sekali. Mereka sudah tidak mempedulikan ana lagi.”

– Masjid Saudi : “Walaupun menurut antum jamaah ana banyak, tapi jika dibandingkan dengan zamannya para salafush Shalih terdahulu, ana dibilang sangat sepi lho akh…Jadi antum tidak perlu bersedih.”

– Masjid Indo : “Belum akhi…Lihatlah ketika masuk waktu shalat dan adzan berkumandang, maka seluruh toko2, pasar, mall, kantor, sekolah, dll ditutup dan dihentikan aktivitasnya, kemudian manusia segera mendatangi antum untuk melaksanakan shalat fardhu. Sedangkan di tempat ana tidak ada yang seperti itu, dan seandainya ada itupun sangat sedikit sekali, mungkin hanya 1% atau tidak sampai 1%. Bukankah itu kebahagiaan bagi antum?”

– Masjid Saudi : “Alhamdulillah, itu adalah karunia dari Allah… Itu semua dari pemerintah kami yang menerapkan peraturan seperti itu dan termasuk kepedulian dari mereka atas syariat Islam ini. Ana berharap mudah2an pemerintah antum bisa segera seperti kami, insya Allah.”

– Masjid Indo : “Pemerintah antum juga akan menghukum orang yang ketahuan tidak shalat berjamaah di tempat antum. Sedangkan pemerintah ana belum memiliki peraturan seperti itu, yaitu menghukum orang yang ketahuan tidak shalat berjamaah di masjid.”

– Masjid Saudi : “Bersabarlah akhi…Akan tiba masanya dimana jumlah jamaah shalat Shubuh banyaknya sama seperti jumlah jamaah Shalat Jumat. Insya Allah masa seperti itu akan datang nanti kepada kita…”

– Masjid Indo : “Hah??…Benarkah akhi?? Sungguh senang sekali ana jika benar seperti itu, tapi kapankah itu terjadi?…”

– Masjid Saudi : “Insya Allah…Para ulama telah mengabarkan kepada kita bahwa saat seperti itu akan terjadi, ketika Islam menjadi jaya, kaum muslimin memiliki aqidah dan manhaj yang kuat, bahkan kaum muslimin akan mampu mengusir orang2 Yahudi dengan hina, sehingga orang2 Yahudi akan ketakutan terhadap orang2 Muslim dan bersembunyi di balik pohon2 Gharqad. Itu termasuk dari tanda2 Hari Kiamat yang akan terjadi, insya Allah.”

– Masjid Indo : “Masya Allah…itulah masa yang ana tunggu2…masa2 yang begitu indah ketika ana selalu dipenuhi oleh manusia untuk beribadah kepada Rabb-nya. Tapi masih ada lagi perbedaan yang lain akhi…”

– Masjid Saudi : “Perbedaan apa itu?”

– Masjid Indo : “Kenapa orang2 di tempat ana (di Indonesia) ketika ada acara atau perayaan2 yang tidak ada dalil shahihnya, mereka malah ramai2 dan berbondong2 mendatangi ana. Namun ketika acara yang terdapat dalil shahihnya, bahkan dalilnya terdapat di dalam Al Quran, malah mereka enggan dan berat mendatangi ana?”

– Masjid Saudi : “Apa yang dimaksud dari acara2 yang tidak ada dalil shahihnya dan acara2 yang terdapat dalil shahihnya? Ana belum paham?”

– Masjid Indo : “Ketika ada acara perayaan Maulid Nabi, perayaan Isra Mi’raj, perayaan Nisfu Sya’ban, perayaan Nuzulul Quran, yang mana perayaan2 itu semua tidak ada dalil shahihnya, maka mereka ramai2 mendatangi ana, dari anak kecil sampai kakek nenek, dari pak Kyai sampai Preman. Sedangkan acara yang jelas2 ada dalilnya dari Al Quran dan Hadits Shahih seperti shalat berjamaah, kajian Islam, i’tikaf, dll mereka malas mendatangi ana kecuali sedikit saja dari mereka. Adapun di bulan Ramadhan khususnya pada shalat tarawih, ramainya hanya di awal2 saja karena setelah pertengahan sampai akhir, ana kembali sepi oleh mereka.”

– Masjid Saudi : “Itulah tipu daya syaithan yang pintar menghiasi amalan2 yang tidak ada dalilnya sehingga indah dipandang bagi orang2 yang awam atau bodoh dalam masalah agama.
Berbanggalah akhi walaupun jamaah antum sedikit, karena antum adalah sebuah tempat yang mulia. Antum selalu bertasbih kepada Rabb kita dan tidak lalai seperti mereka, dan juga tidak mendurhakai Allah. Antum selalu disinggahi oleh orang2 yang mengingat kepada Rabb-nya, berbeda halnya dengan tempat2 maksiat lainnya. Itulah antum yang telah dikaruniai oleh Allah untuk menjadi sebuah tempat yang mulia, yaitu masjid.”

– Masjid Indo :”Syukran akhi atas nasehatnya. Semoga mereka yaitu orang2 yang kurang mempedulikan kita, mendapat hidayah dari Allah Azza wa Jalla sehingga mereka mau mempedulikan kita kembali dan mendatangi kita dengan ikhlas dan istiqamah…Amiin…”

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Israa’: 44)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan diberi naungan oleh Allah pada hari tak ada lagi naungan selain naungan-Nya, yaitu (diantaranya)…pemuda yang tumbuh dalam nuansa ibadah kepada Allah, dan seseorang yang hatinya selalu tertambat pada masjid.” (HR: Bukhari & Muslim).

(Dialog di atas adalah dialog fiktif atau rekaan/khayalan. Penisbatan kepada Saudi dan Indonesia hanya perumpamaan yang berdasarkan kenyataan dan pengalaman. Wallahu a’lam)

Oleh Abu Fahd Negara Tauhid

Recent Posts :

Leave a comment